KONTRIBUSI JURNALIS ALUMNI KENTINGAN DI ERA PANDEMI COVID-19

WEDANGAN IKA UNS. ZOOMINAR SERI XVII. Rabu, 5 Agustus 2020 Jam 19.30 WIB. KONTRIBUSI JURNALIS ALUMNI KENTINGAN DI ERA PANDEMI COVID-19: Kiprah Alumni UNS Jurnalis Dalam Membangun Negeri. Live Streaming YouTube: https://youtu.be/erJWH7ll-ec.

Dalam masa pandemi Covid-19, peran media sangat penting dalam penyebaran informasi yang aktual dan akurat. Peran jurnalis juga dibutuhkan dalam penangkalan hoax yang menyebar. Dalam mengetahui kiprah jurnalis utamanya jurnalis alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNS menggelar Wedangan IKA UNS Seri XVII dengan tema Kontribusi Jurnalis Alumni Kentingan di Era Pandemi Covid-19. Acara berlangsung pada Rabu (5/7/2020) malam.

Wedangan kali ini menghadirkan alumni UNS yang berkiprah di dunia jurnalistik. Narasumber yang dihadirkan adalah Abdul Kohar, Arif Budi Susilo, Irwan Setyawan, Taufik Lamade, dan Me Aditya Laksmana. Acara kali ini dimoderatori oleh news anchor kondang Metro TV yang merupakan alumnus UNS Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS.

Acara juga dihadiri oleh Prof. Jamal Wiwoho selaku Rektor UNS yang mengapresiasi acara Wedangan IKA dengan kiprah alumni UNS yang membanggakan.

“Saya yakin dengan kepakaran-kepakaran dari narasumber malam ini, UNS akan sangat cepat terkenal. Hebat para narasumber malam ini,” ujar Prof. Jamal dalam sambutannya.

Setelah itu, Rory sempat bertanya pada masing-masing narasumber mengenai peran UNS dalam membangun karir jurnalismenya dari situ Rory mendapatkan suatu pesan yang dirangkum dari semua narasumber.

“Kalau misalnya ditanya soal UNS, ada satu message yang bisa dengan mudah kita jawab bahwa banyak alumni UNS yang sekarang menjadi bos atau pemimpin di media massa besar nasional. Jadi, itu salah satu message yang kita dapat,” kata Rory.

Pada acara kali ini Abdul Kohar yang berasal dari Ilmu Komunikasi FISIP tahun 1990 membahas Jurnalis Alumni UNS di Era Pandemi. Direktur Media Group ini membahas menjelaskan apa itu post truth era.
“Post truth era adalah dimana ketika informasi meluber kemudia kebenaran fakta itu kalah oleh emosi atau keinginan. Jadi seseorang memercayai informasi itu karena sesuai keinginan dia,” terang Abdul.

Pada post truth era ini, informasi meluber, kebenaran atau fakta kalah dengan emosi personal. Kebohongan yang diviralkan, diimani sebagai kebenaran. Identitas pun menjadi jualan politik dominan, dan media sosial mengambil alih pemasaran politik.

Menurut Abdul, terdapat beberapa peran media arus utama yakni menjaga kewarasan publik, pemeriksa fakta agar berita bohong tidak tersebar luas, independen, dan memandu arah. Ada pun, prinsip utama seorang jurnalis beberapa diantaranya adalah jujur, setia kepada publik, disiplin verifikasi, cerdas menentukan perspektif, berjarak dengan politik praktis, dan menjaga code of conduct.

Selanjutnya, Irwan Setyawan yang dulu mengenyam pendidikan di Prodi Ilmu Komunikasi FISIP 1988, kini telah menjadi Pemred Jawa Pos TV. Irwan membahas media penyiaran di era pandemi. Irwan mengatakan bahwa sekarang sumber informasi banyak didapatkan dari media sosial disusul oleh media online baru kemudian televisi.

Irwan menjelaskan bahwa kini jumlah penonton televisi meningkat sebanyak 13,8%. Selain itu, durasi waktu menonton televisi juga meningkat dari 4 jam 15 menit menjadi 5 jam 29 menit. Walau pun penonton televisi sedang naik, namun karena masa pandemi pendapatan dari iklan sedang menurun. Ketika pandemi pula, pegawai administrasi media melakukan pekerjaan dari rumah, jurnalis di lapangan dikurangi sebanyak 50% yang mengakibatkan produksi berita terbatas. Produksi program pun juga sedang dibatasi. Sementara, produksi non berita dilarang seperti sinetron. Narasumber dan peristiwa bukan Covid-19 juga terbatas.

Pada sesi selanjutnya Me Aditya Laksmana, dari Ilmu Komunikasi FISIP 1993 yang kini menjabat sebagai Pemred Suara Pembaruan. Aditya mengatakan bahwa musuh terbesar media mainstream saat ini adalah adanya hoax. Menurut Aditya, hoax menjadi PR utama. Di saat media ingin mengampanyekan suatu hal yang positif namun tiba-tiba terdapat isu remeh yang seharusnya tidak menjadi konsumsi publik seperti kemunculan musisi yang mengundang seseorang yang mengaku menemukan penangkalan Covid-19.

Selain itu, menurut Aditya adanya skeptisisme masyarakat. Pada era ini, pemerintah berperan sebagai narasumber utama agar tidak ada skeptisisme lagi. Untuk menyajikan informasi pandemi yang masuk ke dalam scientific issue, harus ada data yang jelas dan merata, hal ini masih perlu diperbaiki untuk mendapatkan data yang jelas.

Setelah itu, terdapat narasumber Taufik Lamade yang merupakan Pemimpin Redaksi DI’s Way. Alumnus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) angkatan 1987 ini mengatakan bahwa media harus dapat memberikan inspirasi juga memberikan harapan. Seperti, dengan mengadakan diskusi serial dengan beberapa tokoh, media dapat memberikan inspirasi bagi khalayak.

Selain itu, tugas media menjadi penyemangat di tengah Covid-19 menurut Taufik. Pada era ini, banyak hal-hal yang menggerus semangat masyarakat. Ketika media menghadirkan konten positif, hal tersebut dapat menjadi sumber semangat bagi masyarakat. Media memang menjadi inspirasi namun juga harus tidak anti kritik.

Narasumber selanjutnya adalah Arif Budisusilo, alumnus Fakultas Pertanian (FP) tahun 1987 yang kini menjabat sebagai Presdir Solopos Group. Pada kesempatan ini, Arif membahas Kontribusi Media bagi Kepentingan Nasional. Saat era pandemi Covid-19 ini, industri media juga terdampak akibat adanya pandemi. Pendapatan perusahaan media turun drastis bahkan beberapa perusahaan merumahkan karyawannya.

Arif menjelaskan bahwa semua media cetak memangkas jumlah halaman. Beberapa media daring melakukan PHK massal. Kabar baiknya, masih ada perusahaan media yang kreatif dan mampu menahan penurunan omset. Arif juga menjelaskan ketika pandemi ini, jurnalis harus menerapkan protokol kesehatan dan mampu mempublish berita dengan bijak.

Dengan adanya Wedangan kali ini, diharapkan dapat mencetak alumni UNS selanjutnya yang dapat berperan di dunia media. Menjadi jurnalis tangguh yang menangkal hoax dan menyebarkan hal-hal positif di tengah publik. Menilik kiprah alumni UNS di dunia media, hal ini dapat dijadikan semangat bagi mahasiswa UNS yang ingin terjun di dunia jurnalistik atau pun media secara umum. Humas UNS/Zalfaa.


https://uns.ac.id/https://www.instagram.com/uns.official/,
https://twitter.com/11MaretUniv,
https://www.facebook.com/UNSOfficial/,
https://www.youtube.com/c/UniversitasSebelasMaretSurakarta

#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa



Post Author: alumni

Administrator halaman IKA UNS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *